Abstract
Tulisan ini merupakan bukan sebuah lonceng pengingat akan bencana di masa depanuntuk menakuti mereka yang hidup di ujung pulau Flores dan Lembata, yang alamnya “menumbuhkan gunung-gunung baru” dan yang buminya terkesan tidur dalam tujuh belas tahunterakhir. Tulisan ini tepatnya sebuah ajakan berziarah para para korban yang dimakamkan dialam dan oleh alam tepatnya pada 27 Februari 1979 di Larantuka dan Lembata 18 July 1979.Dalam tulisan ini, juga akan ditampilan sebuah laporan yang genap berusia 30 tahun danmungkin saja para penulisnya sudah tidak lagi “beredar” atau aktif atau mungkin tidak lagi ada.Kami tidak tahu. Yang pasti, dalam refleksi singkat ini, kami akan tampilkan kembali “Laporan Bencana Alam Gerakantanah Pada Komplek Gunung Ile Mandiri, Larantuka di Flores Timur” sebagai lampiran yang diedit dan yang diawali dengan pembahasan tsunami Lembata 1979.
Translated title of the contribution | The forgotten disasters? Remembering The Larantuka and Lembata disasters 1979-2009 |
---|---|
Original language | Multiple |
Pages (from-to) | 159-184 |
Number of pages | 26 |
Journal | Journal of NTT Studies |
Volume | 1 |
Issue number | 2 |
Publication status | Published - 2009 |
Externally published | Yes |